الحمد لله والصلاة والسلام على رسوله وعلى آله وصحبه أجمعين أما بعد

معاني سُورَةِ الكوْثَرِ, makna dari Surat Al-Kautsar

Allah Ta'ala berfirman,

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

إِنَّآ أَعْطَيْنَٰكَ ٱلْكَوْثَرَ

Sesungguhnya Kami memberikan untukmu, wahai Nabi, الكوثر,

هو نَهَرٌ في الجنَّة

Yang dimaksud dengan الكوثر adalah sungai di Surga.

Dan dari sungai ini, terdapat dua saluran menuju ke telaga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

Setelah Allah Subhanahu wa Ta'ala menyebutkan nikmat ini untuk Nabi-Nya, maka Allah Ta'ala perintahkan untuk mensyukurinya.

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَٱنْحَرْ

Dari bentuk kesyukuran itu adalah فَصَلِّ لِرَبِّكَ, hendaklah engkau shalat untuk Rabbmu, mengikhlaskan shalat tersebut hanya untuk Allah Subhanahu wa Ta'ala, وَٱنْحَرْ, dan sembelihlah hewan kurban.

Pada Hari Raya Idul Adha, diperintahkan untuk menyembelih hewan kurban, dan itu salah satu cerminan syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ ٱلْأَبْتَرُ

شَانِئَكَ: مبغِضَك

Sesungguhnya orang yang membencimu, wahai Nabi,

هُوَ ٱلْأَبْتَرُ: المقطوعُ من كلِّ خيرٍ

dia adalah orang yang terputus dari seluruh kebaikan.

Sehingga orang yang membenci Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dia adalah orang yang tidak mendapatkan kebaikan.

Kemudian di surat berikutnya,

معاني سُورَةِ الكَافِرُونَ

makna dari Surat Al-Kafirun

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

قُلْ يَٰٓأَيُّهَا ٱلْكَٰفِرُونَ

Katakanlah, wahai orang-orang kafir, yang tidak beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan Rasul-Nya.

لَآ أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ

لا أعبد ما تعبدون من الآلهة في المستقبل

Aku tidak beribadah kepada tuhan-tuhan yang kalian sembah, في المستقبل, di waktu yang akan datang.

كما أنِّي لا أعبدها الآن

Sebagaimana aku juga tidak menyembah tuhan-tuhan itu sekarang.

Ini pernyataan dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa beliau tidak menyembah tuhan-tuhan yang diibadahi oleh orang-orang kafir, tidak di waktu sekarang, demikian juga tidak di waktu yang akan datang.

وَلَآ أَنتُمْ عَٰبِدُونَ مَآ أَعْبُدُ

Dan tidaklah kalian beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala yang aku sembah, tidak beribadah dengan sesungguhnya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala ketika mereka menyekutukan Allah, beribadah kepada Allah, dan juga beribadah kepada selain Allah.

Karena pada hakikatnya, ibadah itu harus dilakukan murni hanya untuk Allah Subhanahu wa Ta'ala.

وَلَآ أَنَا۠ عَابِدٌ مَّا عَبَدتُّمْ

Dan tidaklah aku beribadah kepada tuhan-tuhan yang kalian sembah.

Ini penegasan dari ayat yang ke-2.

قاله للدَّلالة على الثَّبات في براءته من آلهتهم

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengucapkannya untuk menunjukkan keteguhan beliau dalam berlepas diri dari sesembahan mereka.

وتأييسهم من عبادته إيَّاها

Dan membuat mereka putus asa bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak akan pernah beribadah kepada tuhan-tuhan tersebut.

وَلَآ أَنتُمْ عَٰبِدُونَ مَآ أَعْبُدُ

Dan tidaklah kalian beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala yang aku sembah.

لَكُمْ دِينَكُمْ: الَّذي رضيتموه، وهو الشِّرك

Bagi kalian, agama kalian yang kalian ridhai, yang kalian senangi, وهو الشِّرك, yaitu kesyirikan.

وَلِىَ دِينِ: الَّذي رضيَه لي ربِّي

Dan bagiku agamaku yang diridhai oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala untukku.

فرضيتُ به, maka aku pun ridha terhadap agama tersebut, وهو الإسلام, yaitu agama Islam.

Dan ini adalah pernyataan berlepas diri dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam terhadap orang-orang musyrik bahwa beliau tidak sama sekali ridha terhadap agama mereka.

Demikian penafsiran dari dua surat, Al-Kautsar dan Al-Kafirun, semoga bermanfaat.

وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ