الحمد لله والصلاة والسلام على رسوله وعلى آله وصحبه أجمعين أما بعد

معاني سُورَةِ المَاعُونِ, makna dari Surat Al-Ma'un

Al-Ma'un adalah bantuan yang diberikan kepada orang lain dengan meminjamkan peralatan rumah tangga, misalnya.

Demikian juga dengan memberikan zakat untuk orang-orang yang berhak menerimanya.

Itu yang disebut sebagai Al-Ma'un.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

أَرَءَيْتَ ٱلَّذِى يُكَذِّبُ بِٱلدِّينِ

Apa pendapatmu tentang orang yang mendustakan الدّين,

بالحساب والجزاء على الأعمال

orang yang tidak beriman terhadap perhitungan amal dan pembalasan.

فَذَٰلِكَ ٱلَّذِى يَدُعُّ ٱلْيَتِيمَ

Dengan sebab kekufurannya tersebut, maka dia menjadi orang yang يَدُعُّ ٱلْيَتِيمَ,

يَدْفَعُ بعنفٍ وشدَّة

yang berlaku kasar, berlaku keras terhadap anak yatim.

Dan anak yatim itu adalah anak yang ditinggal wafat oleh ayahnya sebelum dia baligh, sebelum dia dewasa.

وَلَا يَحُضُّ عَلَىٰ طَعَامِ ٱلْمِسْكِينِ

يَحُضُّ: يحُثُّ

Demikian juga termasuk sifat tercela dari orang tersebut adalah tidak mengajak, tidak memerintahkan untuk memberi makan kepada orang miskin.

Maka ini adalah sifat-sifat yang tercela yang Allah Subhanahu wa Ta'ala sebutkan agar kaum muslimin menghindarinya, kekufuran terhadap perhitungan amal dan pembalasan berlaku kasar terhadap anak yatim, kemudian tidak mengajak untuk memberi makan orang miskin.

Jadi mengajak untuk memberi makan saja tidak, tentu dia juga secara langsung tidak membantu orang miskin.

Kemudian Allah Subhanahu wa Ta'ala sebutkan,

فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّينَ

maka celakalah orang-orang yang melaksanakan shalat.

ٱلَّذِينَ هُمْ عَن صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ

Yaitu mereka yang lalai dari shalatnya.

سَاهُونَ: لَاهُونَ

Orang-orang yang lalai dari shalatnya.

Maksudnya,

فلا يؤدّونها في وقتها، ولَا يقيمونها على وجهها

mereka tidak menunaikannya pada waktunya, demikian juga mereka tidak menegakkannya sesuai dengan tuntunan syariat.

Sehingga kewajiban bagi setiap muslim adalah melaksanakan shalat pada waktunya dan berusaha untuk mengamalkan tuntunan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkaitan dengan tata cara pelaksanaannya.

ٱلَّذِينَ هُمْ يُرَآءُونَ

يُظهِرون أعمالهم الصَّالحة ليراها النَّاس؛ فيحمَدُوهم عليها

Termasuk sifat yang tercela yang Allah Subhanahu wa Ta'ala peringatkan bahwa mereka menampakkan amal-amal mereka, amal-amal shalih agar dilihat oleh orang lain sehingga mendapatkan pujian.

Itu yang disebut sebagai riya.

ٱلَّذِينَ هُمْ يُرَآءُونَ

وَيَمْنَعُونَ ٱلْمَاعُونَ

Dan mereka menghalangi al-ma'un.

المعونة بما ينْفع ولا يمنع عادةً

Yang dimaksud dengan al-ma'un adalah bantuan dengan sesuatu yang bermanfaat dan biasanya tidak ditahan oleh seseorang.

Maksudnya seseorang biasa melakukan bantuan itu kepada orang lain, كالزَّكاة , seperti zakat,

وما لا تضرُّ إعارته، ممَّا يُستعان به على عمل البيت من آنيةٍ وآلةٍ

demikian juga sesuatu yang tidak membahayakan jika dipinjamkan, yang biasa digunakan untuk membantu pekerjaan rumah tangga, من آنيةٍ وآلةٍ, berupa wadah atau alat,

ومنها القِدر والدَّلو وما جرت العادة ببذْله

demikian juga seperti panci, ember, atau segala sesuatu yang memang biasanya dipinjamkan pada orang lain,

tapi ketika disebutkan di sini bahwa sesuatu yang remeh ini ketika tidak mau meminjamkannya kepada orang lain, itu menunjukkan sifat yang tercela, yaitu ketamakan terhadap dunia, sampaipun dalam hal-hal yang sedikit sekali nilainya, demikian juga sifat kebakhilan.

Oleh karena itu, sifat-sifat tercela yang disebutkan di dalam surat ini, perlu diwaspadai dan dijauhi oleh setiap muslim.

Demikian, semoga bermanfaat.

وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ